Masa SMA merupakan masa yang paling indah begitu menurut kebanyakan orang. Tapi bagi saya masa SMA adalah masa yang kompleks, dimana kita mulai diberikan beberapa tanggung jawab yang menurut saya cukup berat. Memang sih ukuran berat atau tidaknya tanggung jawab tergantung bagaimana kita menyikapinya. Pada masa tersebut kita diharuskan memilih jalan hidup kita masing – masing. Mau seperti apakah kita terserah sama kita.
Begitu juga ketika kita harus menentukan mau melanjutkan kuliah kemana. Pasti setumpuk peretanyaan muncul dikepala kita. Itu juga pernah saya alami. Dan percaya deh itu musingi kepala banget.
Sedikit ingin berbagi pengalaman dengan para pembaca sekalian yang mungkin ingin melanjutkan pendidikan kejenjang lebih tinggi. Mungkin tak asing bagi kita istilah jurusan kimia MIPA dengan Jurusan Teknik Kimia, tapi berdasarkan survey yang telah saya lakukan secara individu kebanyakan dari siswa SMA tidak dapat membedakan kedua jurusan tersebut.
Sebenarnya banyak hal yang membedakan kedua jurusan tersebut. Secara terperinci saya jelaskan dalam 3 point perbedaan Teknik Kimia dengan Kimia Murni (MIPA)
"Poin 1: Sifat: Eksplorasi vs. Aplikasi"
Seorang AlChemist (sebutan untuk orang yang bergelut dengan kimia murni) akan selalu memiliki pemikiran untuk mencari reaksi kimia baru yang belum diketemukan. Dengan kata lain seorang yang kuliah dijurusan ini memiliki spesifikasi untuk menjadi seorang peneliti, yang dalam bahasa kerennya disebut ILMUAN. Contoh paling simplenya ketika Mendelev menemukan unsur baru yang diberi nama Mendelevium. Ketika ia menemukan unsur tersebut maka kita dapat mengatakan bahwa Mendelev seseorang dengan pola pikir seorang AlChemist.
Tetapi berbeda halnya dengan "Chemical Engineer" , mereka akan selalu berfikir bagaimana caranya memanfaatkan reaksi – reaksi yang sudah ada. Boleh kita simpulkan bahwa seorang Chemical Engineer memiliki pandangan untuk mengapliksikan reaksi kedalam kehidupan sehari – hari.
"Poin 2: Orientasi: Ilmu Pengetahuan vs. Industri"
Orientasi seorang Chemical Engineer adalah industri hal ini tak lepas dari poin 1yang telah kita bahas sebelumnya. Maka tempat kerja yang cocok bagi mereka adalah berbagai macam industry yang terkait zat kimia didalamnya. Seperti industry pupuk kimia, industry polimer, kilang minyak, dll. Dikarenakan mereka bekerja di industry maka mereka akan selalu meninjau reaksi dari segi ekonomi. Mereka akan selalu mencari bagaimana cara menghasilkan produk kimia dengan mutu bagus tetapi dengan biaya produksi yang optimum.
Berbeda halnya dengan seorang AlChemist orientasi mereka adalah ilmu pengetahuan. Mereka lebih memiliki kecendrungan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dalam hal ini pengetahuan kimia. Maka bukan hal yang tabu untuk mereka untuk berhipotesa untuk merumuskan hal-hal yang baru.
"Poin3:Target Skala:Kecil vs Raksasa"
Saya rasa dengan 2 point diatas maka telah jelas sekali kalau seorang Chemical Engineer akan bekerja dalam skala raksasa sementara seorang AlChemist akan bekerja pada skala kecil (laboratorium). Maka jelas jugalah bidang pekerja yang ideal digeluti oleh AlChemist dengan Chemical Engineer. Lulusan ilmu kimia bisa bekerja misalnya di laboratorium, di bidang pendidikan sebagai guru atau dosen, atau di bagian Kendali Mutu (Quality Control) di pabrik.Lulusan teknik kimia biasa bekerja di pabrik yang memproduksi barang-barang melalui proses kimia, misalnya di pabrik semen, pupuk, kilang minyak, dan sebagainya.
Sebenarnya banyak hal yang membedakan kedua jurusan tersebut. Secara terperinci saya jelaskan dalam 3 point perbedaan Teknik Kimia dengan Kimia Murni (MIPA)
"Poin 1: Sifat: Eksplorasi vs. Aplikasi"
Seorang AlChemist (sebutan untuk orang yang bergelut dengan kimia murni) akan selalu memiliki pemikiran untuk mencari reaksi kimia baru yang belum diketemukan. Dengan kata lain seorang yang kuliah dijurusan ini memiliki spesifikasi untuk menjadi seorang peneliti, yang dalam bahasa kerennya disebut ILMUAN. Contoh paling simplenya ketika Mendelev menemukan unsur baru yang diberi nama Mendelevium. Ketika ia menemukan unsur tersebut maka kita dapat mengatakan bahwa Mendelev seseorang dengan pola pikir seorang AlChemist.
Tetapi berbeda halnya dengan "Chemical Engineer" , mereka akan selalu berfikir bagaimana caranya memanfaatkan reaksi – reaksi yang sudah ada. Boleh kita simpulkan bahwa seorang Chemical Engineer memiliki pandangan untuk mengapliksikan reaksi kedalam kehidupan sehari – hari.
"Poin 2: Orientasi: Ilmu Pengetahuan vs. Industri"
Orientasi seorang Chemical Engineer adalah industri hal ini tak lepas dari poin 1yang telah kita bahas sebelumnya. Maka tempat kerja yang cocok bagi mereka adalah berbagai macam industry yang terkait zat kimia didalamnya. Seperti industry pupuk kimia, industry polimer, kilang minyak, dll. Dikarenakan mereka bekerja di industry maka mereka akan selalu meninjau reaksi dari segi ekonomi. Mereka akan selalu mencari bagaimana cara menghasilkan produk kimia dengan mutu bagus tetapi dengan biaya produksi yang optimum.
Berbeda halnya dengan seorang AlChemist orientasi mereka adalah ilmu pengetahuan. Mereka lebih memiliki kecendrungan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dalam hal ini pengetahuan kimia. Maka bukan hal yang tabu untuk mereka untuk berhipotesa untuk merumuskan hal-hal yang baru.
"Poin3:Target Skala:Kecil vs Raksasa"
Saya rasa dengan 2 point diatas maka telah jelas sekali kalau seorang Chemical Engineer akan bekerja dalam skala raksasa sementara seorang AlChemist akan bekerja pada skala kecil (laboratorium). Maka jelas jugalah bidang pekerja yang ideal digeluti oleh AlChemist dengan Chemical Engineer. Lulusan ilmu kimia bisa bekerja misalnya di laboratorium, di bidang pendidikan sebagai guru atau dosen, atau di bagian Kendali Mutu (Quality Control) di pabrik.Lulusan teknik kimia biasa bekerja di pabrik yang memproduksi barang-barang melalui proses kimia, misalnya di pabrik semen, pupuk, kilang minyak, dan sebagainya.
0komentar:
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))
Posting Komentar
Posting Komentar